Kita Adalah Pembuat Karma kita sendiri mewarisi karma kita sendiri dah terlahir oleh karma kita sendiri......

Senin, 17 Oktober 2011

Melupakan Lebih Sulit Dari Memaafkan

…sebuah donggeng tentang persahabatan yang dihancurkan demi memperebutkan “kekuasaan”……
“Pagi tadi, Wiwin kembali bertemu dengan seseorang yang begitu mengurat hati begitu dalam. Ya…. Wiwin bertemu dengan Melda…..Pisau yang Melda tancapkan dan lantas Melda tarik begitu panjang hingga hati yang terbuat dari segumpal daging itu rasanya terbelah….kemudian jatuh dan remuk….Pisau yang Melda gunakan itu adalah Penghianatan….
Sttt….jangan salah sangka dulu….penghianatan yang Melda lakukan itu bukan lah penghianatan seperti yang biasa terjadi pada sepasang kekasih….yang akan terlupakan saat kekasih lain akhirnya hadir mengisi relung hati….penghianatan yang Melda lakukan adalah penghianatan atas nama persahabatan….
Entahlah….apakah memang dunia kerja memang berbeda dengan dunia kita semasa remaja. Dulu, dimasa kecil Wiwin hingga saat menuntut ilmu terakhir 2011 Wiwin masih mempercayai bahwa PERSAHABATAN demikian agung sehingga tak ada suatu apapun yang layak untuk merobohkannya tak kecuali perasaan yang selibat dengan hasrat untuk memiliki….Ketika seorang sahabat terluka maka kita pun akan merasa perih…..
Namun tiba-tiba semua itu runtuh kala PERSAHABATAN harus diletakkan berseberangan dengan hasrat kekuasaan…. Kala seseorang yang seolah telah menjadi bagian dari batin itu tiba-tiba melakukan serangkaian perbuatan demi perbuatan, penghianatan demi penghianatan….ternyata jawaban yang Melda hadirkan semata-mata karena Melda takut karirnya akan kalah….hanya karena itu……
Perih….tapi entahlah….sedetik setelah mendengar pengakuannya itu pun, maaf telah tertasbih dalam hati….namun setiap saat bertemu lagi, keperihan luka yang sama tetap tergores, mengangga…..
Ya Tuhan ….tidakkah Melda tahu, dihati ini - Melda telah menyerupai seorang Kakak Perempuan bagi diri Wiwin ? Seorang Kakak Perempuan yang tak pernah Wiwin miliki ?? sebab kala itu belaian tangannya terlanjur meninabobokan Wiwin….kalimat-kalimat rayuannya telah membuat Wiwin percaya bahwa Melda adalah seorang kakak perempuan yang layak untuk Wiwin jadikan tempat berbagi cerita kala duka….namun ternyata justru Melda menjual duka itu layaknya sebuah donggeng-donggeng infotaiment untuk menghancurkan Wiwin….atas nama kekuasaan yang Melda inginkan….Bahkan Melda tega memfitnah seseorang yang begitu mencintai Wiwin dengan begitu keji agar Wiwin akhirnya berpisah dengannya….hanya karena Melda ingin kehidupan Wiwin hancur sehingga Wiwin menjadi figur yang tak layak untuk “menyandang kekuasaan” ???
Tahukah Melda, bahwa bagi Wiwin, PERSAHABATAN kita jauh lebih berarti ?? Dan karena itu pula akhirnya Wiwin dengan kesadaran penuh menyerahkan semua yang Melda inginkan tanpa syarat….bahkan akhirnya Wiwin rela beranjak pergi meninggalkan tempat dimana kita telah dibesarkan bersama-sama selama bertahun-tahun lamanya ???
Sakit….nyeri…..namun rasa sayang tetap menyeruak di dalam hati….rasa sayang yang membuat Wiwin terkadang ingin mengetahui keadaan Melda saat ini….
Namun….dibalik semua itu akhirnya Wiwin tersadar….bahwa ternyata melupakan lebih sulit dari memaafkan….rasa sayang Wiwin kepada Melda - itu telah memaafkan seluruh kekejian yang Melda timpakan kepada Wiwin hingga terkadang Wiwin nyaris tak mampu mempercayai - benarkah Melda sanggup melakukan semua kekejian itu ???
Tapi sekali lagi….sungguh sulit rasanya melupakan bahwa kasih sayang yang tulus itu telah dicampakkan sekedar karena hasrat akan “kekuasaan”….bahkan Melda terkasih tega ingin menghancurkan kehidupan Wiwin yang begitu dalam telah menulis nama Melda di lubuk hati yang terdalam….
Sayang yang begitu tulus itulah yang akhirnya membuat Wiwin langsung tersenyum melihat Melda pagi ini nampak begitu cantik, begitu percaya diri dengan “kekuasaan” yang akhirnya berhasil Melda dapatkan….syukurlah Melda tampak begitu bahagia dan entah kenapa Wiwin juga merasa bahagia….setidaknya kepergian Wiwin telah membuat Melda akhirnya bahagia….dan rasa sayang Wiwin laksana seorang adik pun tak pernah berubah…..
Tetapi maaf….melupakan semua kekejian demi kekejian, fitnah demi fitnah yang Melda tebarkan dalam kehidupan Wiwin….tetaplah tak mampu terhapus begitu saja dalam ingatan Wiwin….sebab sekali lagi melupakan ternyata tetaplah tak semudah memaafkan…namun Wiwin berjanji….atas nama rasa sayang yang tetap ada di hati Wiwin…Wiwin akan sekuat tenaga mencoba melupakan semua penghianatan Melda atas nama PERSAHABATAN yang pernah ada diantara kita…. Namun Wiwin percaya dengan mengingat semua kebaikan yang ada pada Melda dan semua kenangan manis yang pernah kita alami bersama, Wiwin akan mampu melupakan semua kekejian demi kekejian yang pernah Melda lakukan…..bahkan Wiwin tetap berharap PERSAHABATAN itu tetap akan ada hingga akhirnya kita menutup mata……………****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar