Keajaiban Terjadi
Peh Cun adalah satu dari empat hari raya besar tradisi masyarakat Tionghua. Dimana hari-hari tradisi tersebut antara lain Imlek (Chun Jie) (diadakan tanggal 1 bulan 1 penanggalan lunar) yang merupakan festival musim semi atau tahun baru masyarakat Tionghua, Ceng Beng (Qing Ming) (tanggal 5 atau 6, bulan April) merupakan sembahyang kepada leluhur, Peh Cun (Duan Wu) (tanggal 5 bulan 5, penanggalan lunar) dimana memiliki hubungan erat dengan matahari, Tiong Cu (Zhong Qiu) (tanggal 15, bulan 8, penanggalan lunar) merupakan hari raya pertengahan musim gugur, yang biasanya ditemani dengan makanan yang bernama kue bulan.

Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan (mendayung perahu). Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktek umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini. Festival ini telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou. Perayaan festival ini yang biasa kita ketahui adalah makan bacang dan perlombaan dayung perahu naga. Karena dirayakan secara luas di seluruh Cina, maka dalam bentuk kegiatan dalam perayaannya juga berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya, begitu pula di indonesia. Namun persamaannya masih lebih besar daripada perbedaannya dalam perayaan tersebut.
Dari literatur lain, Peh Cun memiliki makna sebagai hari untuk menghindari xie (serong, jahat, buruk, busuk, rusuh, penyakit, bencana).

Perayaan Peh Cun sendiri memiliki keterkaitan dengan tradisi dan kebudayaan Indonesia. Hampir setiap klenteng maupun Vihara di Indonesia termasuk di Bogor merayakan Peh Cun dengan cara-cara yang unik seperti perlombaan mendirikan telur, saling memberikan kado atau memasak bacang bersama sehari sebelumnya. "Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda. Contohnya saja di Tangerang tahun lalu diadakan perahu naga di sungai Cisadane. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar