Kau boleh acuhkan diri ku,
dan anggap ku tak ada
Tapi tak ‘kan merubah,
perasaan ku,
kepada muKu yakin pasti suatu saat,
semua ‘kan terjadi,
kau ‘kan mencintai ku,
dan tak akan pernah,
melepas ku
Aku mau mendampingi diri mu,
aku mau cintai kekurangan mu,
s’lalu bersedia bahagiakan mu,
apapun terjadi,
ku janjikan aku ada.
Kau boleh jauhi diri ku,
namun ku percaya,
kau ‘kan mencintai ku,
dan tak akan pernah,
melepas ku
Aku ada
Aku mau mendampingi diri mu,
aku mau cintai kekurangan mu.
Aku yang rela, terluka,
untuk mu selalu~u~
Dear Diary,
Di,
ada apa ini? Aku merasa dia menjauhiku. Ya, dia mencoba menjauhiku! Ada
apa sebenarnya ini? Apakah ini hanya firasatku saja, Di? Pertanda
burukkah ini? Kalau memang iya, kenapa harus ada cerita ini? Kenapa
harus ini sih yang aku alami...? Siapa pun tolong katakan padaku, apakah
semua yang aku khawatirkan adalah benar...? Dia menjauhiku... Katakan
sejujurnya apakah yang aku takutkan ini benar adanya? Sakit memang, aku
sangat menyayanginya. Aku nggak tau lagi harus nulis apa, yang ada cuma
sakit, pahit, dan gelap!!
Aku cuma bisa bersedih merenungi
nasibku, terus terang secara faktor ekonomi aku nggak mungkin sanggup
bersanding dengannya. Sejak pertama aku mengenalnya, aku tahu, aku tak
memenuhi syarat-syarat menyangkut bibit, bebet, dan bobot. Dari segi
bibitnya saja aku nggak lulus... Apalagi aku juga lahir dari keluarga
broken home. Terus bebet dan bobotnya yah makin parah.
Aku
nggak bisa marah apalagi memaksakan kehendakku kepadanya. Tapi kenapa
dia seperti menjauhiku? Apa salahku? Aku sungguh menyayanginya dan aku
siap beradu argumentasi seandainya diminta. Aku pun siap diuji jika
dikehendaki. Tetapi, siapa yang berwenang menentukan di sini?
Tolong
siapapun katakan seperti apa aku harus bersikap supaya ia memilihku?
Katakan, cukupkah kalau aku hanya menjadi diriku sendiri?
Tolong
sampaikan padanya, dia sungguh benar menjauhiku nggak sih? Dia sadar
betapa aku sangat menyayanginya nggak sih? Dia tahu aku mengharapkan
dirinya nggak sih? Atau justru jangan-jangan karena dia sudah tahu kalau
aku suka padanya sehingga dia merasa risih dan memilih untuk
menjauhiku?
Di, tolong sampaikan padanya, aku
menyayanginya sekalipun aku tidak akan pernah berhak untuk mendapatkan
cintanya. Sekalipun dia menjauhiku, aku akan terus mengharapkannya. Aku
sudah berada jauh dari dia, kini aku cuma bisa menapaki jalan hidupku
sampai akhirnya aku selesai membangun jembatan menuju impian yang aku
impikan sejak dulu, hingga suatu hari nanti aku akan tunjukkan padamu
bahwa aku telah berhasil mencapai mimpiku. Aku terus mengingatmu sebagai
kenangan yang takkan pernah terlupakan dalam hidupku. Yah, katakan
padanya aku masih tetap menunggunya, masih tetap menantinya, masih tetap
seperti sedia kala.
Diary, sampaikan baik-baik apa saja
yang sudah aku ceritakan padamu. Jangan emosi, apalagi teriak-teriak
nggak karuan. Bisa-bisa kutonjok kamu nanti. Pokoknya awas kalo sampai
kudengar kamu membuatnya sedih. Sekarang aku harus istirahat, besok
harus bangun pagi-pagi. Tolong... Bagi yang baca, katakan padanya ya...
akhiri ini dengan indah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar