Kita Adalah Pembuat Karma kita sendiri mewarisi karma kita sendiri dah terlahir oleh karma kita sendiri......

Kamis, 29 September 2011

Yang Baca Tolong Sampaikan Padanya Ya....................

Kau boleh acuhkan diri ku,
dan anggap ku tak ada
Tapi tak ‘kan merubah,
perasaan ku,
kepada muKu yakin pasti suatu saat,
semua ‘kan terjadi,
kau ‘kan mencintai ku,
dan tak akan pernah,
melepas ku

Aku mau mendampingi diri mu,
aku mau cintai kekurangan mu,
s’lalu bersedia bahagiakan mu,
apapun terjadi,
ku janjikan aku ada.

Kau boleh jauhi diri ku,
namun ku percaya,
kau ‘kan mencintai ku,
dan tak akan pernah,
melepas ku

Aku ada

Aku mau mendampingi diri mu,
aku mau cintai kekurangan mu.
Aku yang rela, terluka,
untuk mu selalu~u~


Dear Diary,
Di, ada apa ini? Aku merasa dia menjauhiku. Ya, dia mencoba menjauhiku! Ada apa sebenarnya ini? Apakah ini hanya firasatku saja, Di? Pertanda burukkah ini? Kalau memang iya, kenapa harus ada cerita ini? Kenapa harus ini sih yang aku alami...? Siapa pun tolong katakan padaku, apakah semua yang aku khawatirkan adalah benar...? Dia menjauhiku... Katakan sejujurnya apakah yang aku takutkan ini benar adanya? Sakit memang, aku sangat menyayanginya. Aku nggak tau lagi harus nulis apa, yang ada cuma sakit, pahit, dan gelap!!

Aku cuma bisa bersedih merenungi nasibku, terus terang secara faktor ekonomi aku nggak mungkin sanggup bersanding dengannya. Sejak pertama aku mengenalnya, aku tahu, aku tak memenuhi syarat-syarat menyangkut bibit, bebet, dan bobot. Dari segi bibitnya saja aku nggak lulus... Apalagi aku juga lahir dari keluarga broken home. Terus bebet dan bobotnya yah makin parah.

Aku nggak bisa marah apalagi memaksakan kehendakku kepadanya. Tapi kenapa dia seperti menjauhiku? Apa salahku? Aku sungguh menyayanginya dan aku siap beradu argumentasi seandainya diminta. Aku pun siap diuji jika dikehendaki. Tetapi, siapa yang berwenang menentukan di sini?

Tolong siapapun katakan seperti apa aku harus bersikap supaya ia memilihku? Katakan, cukupkah kalau aku hanya menjadi diriku sendiri?

Tolong sampaikan padanya, dia sungguh benar menjauhiku nggak sih? Dia sadar betapa aku sangat menyayanginya nggak sih? Dia tahu aku mengharapkan dirinya nggak sih? Atau justru jangan-jangan karena dia sudah tahu kalau aku suka padanya sehingga dia merasa risih dan memilih untuk menjauhiku?

Di, tolong sampaikan padanya, aku menyayanginya sekalipun aku tidak akan pernah berhak untuk mendapatkan cintanya. Sekalipun dia menjauhiku, aku akan terus mengharapkannya. Aku sudah berada jauh dari dia, kini aku cuma bisa menapaki jalan hidupku sampai akhirnya aku selesai membangun jembatan menuju impian yang aku impikan sejak dulu, hingga suatu hari nanti aku akan tunjukkan padamu bahwa aku telah berhasil mencapai mimpiku. Aku terus mengingatmu sebagai kenangan yang takkan pernah terlupakan dalam hidupku. Yah, katakan padanya aku masih tetap menunggunya, masih tetap menantinya, masih tetap seperti sedia kala.

Diary, sampaikan baik-baik apa saja yang sudah aku ceritakan padamu. Jangan emosi, apalagi teriak-teriak nggak karuan. Bisa-bisa kutonjok kamu nanti. Pokoknya awas kalo sampai kudengar kamu membuatnya sedih. Sekarang aku harus istirahat, besok harus bangun pagi-pagi. Tolong... Bagi yang baca, katakan padanya ya... akhiri ini dengan indah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar